Focus Group Discussion (FGD) Upaya Peningkatan Produksi Padi dan Kesejahteraan Petani

Hari ini senin, 12/04/2021 Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan telah melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) dalam upaya peningkatan produksi padi dan Kesejahteraan Petani.
 
Acara dibuka oleh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan dan dihadiri oleh instansi terkait seperti Perum BULOG, Bank BRI, JASINDO, Balai PSDA Pemali Comal dan sejumlah Kelompok Tani.
 
Diharapkan dengan adanya FGD ini para petani mendapatkan solusi yang dihadapi seperti masalah permodalan, pengairan, gagal panen dan penjualan hasil panen.
 
Peningkatan produksi dan kesejahteraan petani adalah muara utama dari tupoksi dari Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan. Dalam upaya meningkatkan produksi padi berbagai kendala sering dihadapi. Mulai dari penggunaan benih, pupuk, organisme pengganggu tanaman. Tak tak kalah pentingnya adalah insfratruktur pengairan, mengingat Kota Pekalongan adalah daerah hilir dan tidak punya sumber pengairan seperti bendung atau Empang. Infrastruktur pengairan dan ketersediaan air merupakan faktor penting dalam berusaha tani. Keterlibatan lintas sektor sangat penting khususnya dalam pengairan, mengingat bendung dan daerah irigasi yang mengaliri sawah pertanian di Kota Pekalongan adalah kewenangan Dinas Pusdataru Provinsi Jawa Tengah, dan secara teknis dilapangan di kelola oleh Balai PSDA Pemali Comal.

Dalam berusaha tani, salah satu kendala yang dihadapi petani adalah permodalan. Seringkali dijumpai ada sawah yang tidak digarap karena petani karena tidak ada modal untuk menggarap sawah tersebut. Sebagai instansi pembina petani, tentunya Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pekalongan harus mencarikan solusi, dengan menggandeng dan menghadirkan BRI sebagai sebagai lembaga keuangan diharapkan bisa menjadi solusi atas permasalahan tersebut. BRI bisa memberikan kredit lunak sesuai dengan kemampuan dan karakteristik petani, sehingga petani bisa terbantu dalam permasalahan modal dalam berusaha tani.

Dalam perjalanan berusaha tani, tentu ada resiko-resiko yang harus dihadapi petani. Serangan OPT bahkan musim menjadi kendala yang cukup berat yang harus dihadapi oleh para petani dalam berusaha tani, khususnya padi. Resiko terburuk yang harus dihadapi petani adalah puso atau gagal panen. Apabila itu terjadi maka akan penurunan produksi dan yang pasti, peningkatan kesejahteraan petani tidak akan tercapai. Melalui JASINDO, diharapkan petani bisa ada jaminan dalam berusaha tani khususnya padi apabila terjadi puso atau gagal panen. Dengan program AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi) petani diharapkan bisa ada ketenangan dalam berusaha tani. Dengan premi yang hanya 36ribu per hektar per musim tanam, petani ada jaminan penggantian biaya sebesar 6juta per hektar apabila terjadi puso atau gagal panen.

Rangkaian usaha tani akan berujung pada saat panen tiba. Saat panen tiba ada 2 hal yang diharapkan petani, yaitu produksi yang meningkat dan harga yang tinggi. Untuk produksi yang meningkat, itu sebagian besar tergantung dari petani dalam mengelola atau merawat tanamannya secara maksimal atau tidak. Namun, mengenai harga, itu sangat tergantung dengan faktor eksternal, mulai dari musim sampai saat panen pas merupakan panen raya. Hadirnya program SERGAP (Serap Harga Gabah Petani) yang diampu oleh Perum BULOG diharapkan bisa menjadi solusi petani tentang harga disaat harga gabah turun. Tentunya untuk mengikuti program SERGAP tersebut, petani harus bisa memahami tata cara dan mekanisme nya agar, tidak terjadi kesalahpahaman di lapangan.
Fokus Group Discussion (FGD) dengan menghadirkan para instansi yang terkait, diharapkan bisa menjadi solusi atas segala permasalahan yang terjadi dilapangan.