Sosialisasi Zoonosis untuk pencegahan dan penggulangan penyakit hewan menular

Kota Pekalongan - Manusia dan hewan biasanya hidup berdampingan. Seperti halnya hewan peliharaan atau ternak, bahkan hewan liar yang ada di sekitar. Oleh karena itu, perlu mewaspadai adanya penularan penyakit zoonosis.

Zoonosis merupakan penyakit menular dari hewan ke manusia. Biasanya, zoonosis bisa disebabkan adanya virus, bakteri, cacing, atau protozoa (hewan bersel satu) pada hewan tertentu. Penularan penyakit tersebut biasanya dikarenakan manusia berkontak secara langsung dengan hewan yang sedang terpapar suatu penyakit. Atau mengkonsumsi bahan pangan asal hewan tersebut.
Untuk mengantisipasi timbulnya zoonosis, Pemerintah Kota (Pemkot) Pekalongan melalui Dinas Pertanian dan Pangan (Dinperpa) Kota Pekalongan menggelar Sosialisasi Penyakit Zoonosis dalam rangka Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Hewan Menular di Kota Pekalongan kepada para peternak ruminansia, bertempat di Aula Dinperpa Kota Pekalongan.

Kepala Dinperpa Kota Pekalongan melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Ilena Palupi, SPt,MSi mengungkapkan bahwa, Zoonosis adalah penyakit infeksi pada hewan yang bisa menular kepada manusia. Menurutnya,sosialisasi tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakat khususnya peternak ruminansia di Kota Pekalongan tentang penyakit zoonosis dan cara mencegahnya sehingga dapat meminimalisir secara dini penularan penyakitnya.

“Tujuan kami mengundang peternak ruminansia yakni peternak sapi, kambing,domba dan kerbau agar mereka mengetahui bagaimana mencegah seawal mungkin di tingkat peternakan, mereka bisa menangani secara mandiri melakukan pertolongan pertama kepada hewan ternaknya, dan bagaimana menghubungi dokter hewan (medik veteriner) setempat,” tutur Ilena.

Beliau menyebutkan, di Kota Pekalongan sendiri terdapat satu jenis penyakit zoonosis yg belum bebas yakni brucellosis pada sapi yang dikhawatirkan menular kepada manusia melalui  produk susu yang terkontaminasi yang berasal dari hewan yang telah terinfeksi bakteri Brucella. Oleh karena itu, dari Dinperpa Kota Pekalongan terus mengupayakan edukasi kepada para ternak dan mengoptimalkan SDM dari petugas medik veteriner maupun paramedik yang ada untuk bekerjasama dalam melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis tersebut.

Lebih lanjut, beliau menambahkan, zoonosis brucellosis terutama di peternakan sapi perah di kota Pekalongan, pernah ada beberapa kejadian, sehingga  Dinperpa Kota Pekalongan selalu rutin menguji sampel darah di peternakan sapi yang ada di wilayah Kota Pekalongan bekerjasama dengan Balai Veteriner Semarang dan Balai Besar Veteriner Wates Yogjakarta. 

“Harapannya peternak ini mempunyai keterampilan dan pengetahuan terutama masalah kegawatdaruratan penyakit zoonosis tersebut, mereka harus melakukan langkah apa yang tepat untuk mencegah  penyakit itu. Kami selalu rutin melakukan uji sampel darah sapi  ke Balai Veteriner Semarang atau Balai Besar Veteriner Wates Jogjakarta. Hasil uji sampel itu menjadi bahan evaluasi kami apabila ada ternak yang terjangkit penyakit tersebut bisa dikendalikan, salah satunya dengan melakukan karantina ternak tersebut. Selain brucellosis, untuk penyakit ternak ruminansia yang biasa menjangkiti diantaranya ditemukan parasit cacing hati dan kembung karena kesalahan pemberian makanan yang bisa menyebabkan kematian pada ternak. Penyakit-penyakit itu yg menimbulkan kematian sapi dapat ditanggung asuransi ternak sapi  oleh Jasindo Pekalongan ,”pungkasnya.

Dalam sosialisasi tersebut, turut hadir narasumber dari perwakilan Jasindo mensosialisasikan Asuransi Usaha Ternak Sapi Kerbau (AUTSK). Seperti diketahui, Kementerian Pertanian (Kementan) RI  bekerjasama dengan Jasindo dalam pelaksanaan asuransi ternak sapi/Kerbau, dimana sebagian polis asuransi disubsidi oleh pemerintah. Berdasarkan data dari Dinperpa Kota Pekalongan, ada 100 peternak yang sudah mengikutkan asurasi ternaknya (sapi) dan sudah ada beberapa diantaranya yang mengklaim karena ternaknya sakit, mati dan sebagainya.